Senin, 18 April 2011

Beternak Kambing PE(Peranakan Etawa)

Berternak kambing Peranakan Etawa (PE) sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat di wilayah kecamatan Kali Gesing, kabupaten Purworejo. Banyak masyarakat yang berinfestasi, beternak kambing ini. Ada yang untuk usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, namun apabila pemeliharaanya ditingkatkan atau dilakukan secara intensif tentun sangatlah memungkinkan untuk mendapatkan hasil ynga lebih, dan juga menjadi salah satu alternative usah sendiri yang prospektif.

Untuk memulai usaha ternak kambing jenis Peranakan Etawa ini, ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:
1.    Bibit (calon indukan atau calon pejantan)
Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
Untuk memilih bibit kambing Etawa ini ada beberapa cirri yang umumnya untuk pedoman para peternak:

Calon indukan:
·         Kepala jenong, telinga lemas dan panjang kira-kira 30 cm (warna bulu hitam)
·         Tubuh besar, perawakn gempal dan tinggi, dada dalam dan lebar
·         Punggung dan pinggang memiliki tulang yang lurus
·         Jinak, tidak crewet (tidak suka mengembik)
·         Bentuk kaki panjang, lurus, tumit tinggi, jenis kukunya terbelah rapi
·         Bentuk rahang kokoh, gigi lengkap
·         Dilahirkan dari induk yang muda serta memiliki garis keturunan baik
Calon pejantan:
·         Bentuk kepala yang jenong dan memiliki dahi berjambul
·         Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi
·         Dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi
·         Memiliki bulu jenggot dan kulit leher yang lemas
·         Warna bulu kepala hitam legam dan memiliki tanduk yang rapi
·         Telinga lemas terurai kebawah dan panjang
·         Kaki lurus dan kuat, bulu kakipanjang (rewos)
·         Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.
2.    Makanan ternak. HMT (Hijauan Makanan Ternak)
Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Pada dasarnya ada 2 macam makan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makanan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).untuk jenis HMT (hijauan makanan ternak) antara lain: kaliandraDadap, glagahan,rumput gajah, daun nangka, daun singkong beserta singkongnya, daun ketup sapi, jagung muda beserta pohonnya, daun sengon, mahoni, daun waru rengis, daun rereside. Dan untuk beberapa makanan tambahan seperti: polar, bungkil, gula jawa, singkong, buah nangka (hijau), kulit kedelai,dll.
Cara pemberiannya, diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), sedangkan volume kira-kira berat rumput 10% dari berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5-2,5 liter per ekor perhari dan garam beryodium secukupnya
3.    Manajemen dan system Perkandangan
Kandang kambing etawa biasanya dibuat berpanggung dengan tujuan air kencing dan kotoran bisa jatuh ke bawah melalui selai lantai panggung karena kotoran dan air kencing akan mengganggu kesehatan ternak jika bersentuhan langsung dengan kaki kambing.
Lantai bawah panggung biasanya juga merupakan tempat mengumpulkan kotoran kambing yang bisa digunakan menjadi pupuk kandang. Membangun kandang kambing etawa memang sebainya tidak terlalu dekat dengan pemukiman namun jika terpaksa juga tidak terlalu riskan karena jika rajin membersihkan dan dengan sanitasi kandang yang baik tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
Kandang kambing etawa harus disekat antara kambing satu dengan yang lain karena kambing etawa biasanya beradu jika di kelompokan  yang tidak seinduk,dan  ukuran kandang untuk seekor kambing membutuhkan luas 1,5 m.

0 komentar:

Posting Komentar